kali ini,kuteteskan air mata hingga mulai menganak sungai, karenamu, aku sadar,betapa hebatnya kau berbakti
mengingatkanku akan bakti yang hampir tak pernah kupersembahkan untuk ayahku
aku sadar,beliau sangat menyayangiku,sangat memanjakanku, bahkan menahan amarahnya didepanku,
perlakuannyapun sangat berbeda antara aku dan adikku.
Terkadang ketika kau lelah, aku masih menuntutmu untuk mengerjakan ini itu dengan segera "untukku".
tapi tak pernah kulirihkan ucapan terima kasihku kepadamu..
Kadang,kau begitu marah ketika terik matahari mengetuk jendela,namun adik tak juga terbangun untuk menunaikan salat subuh.. tapi terhadapku, kau seakan takut menegurku,, aku bersama adik ayah,,
memang aku tak bisa mendengar gertakan,tapi kali ini lain.. ini kewajiban ayah :')
Belum lagi perhatianmu ketika aku malas makan.. tanpa pikir panjang,kau jejaki pasar mencari makanan kesukaanku. Yah, kau tahu benar aku tak suka makan ikan.. satu jenis makanan laut itu bisa membuatku muntah dan kehilangan selera makan.. yah,,kau paling tahu itu ayah.. bahkan rayuan dari ibu tak mempan untuk mematahkan seleraku untuk tidak menyentuh makanan itu. Tapi kau mengerti ayah..
tak jarang,adik lagi" berceloteh akan hal ini. ketika kelelahan merasukinya sepulang sekolah, berharap kau mengajaknya makan, tapi tak kunjung kau ucapkan hingga memilih tertidur saja.. berbeda denganku, kau akan begitu cerewet akan hal satu ini
Bahkan kau mengharapkan yang terbaik untuk masa depanku,, yah ketika tak sengaja kudengar dibalik dinding yang kini kurindukan,bersama ibu kau membicarakan tentang harapanmu akan ikhwah yang mendampingiku kelak.ikhwah yang akan mampu menuntunku,ikhwah yang mampu menerimaku dengan sifatku yang begitu manja, ikhwah yang mampu mengabulkan luapan keinginanku,ikhwah yang mampu menerima kekuranganku dan tidak menyia-nyiakanku,
Yah, masih hangat dikepalaku ayah,ketika kau tak mampu membendung amarahmu, kau bilang "kau terlalu dimanjakan, hingga sekarang kau jadi pembangkang.. tak lagi mau mendengar nasihat kami,kami tak bisa berbuat apa karena semua kau adukan dengan nenek yang begitu memanjakanmu, dan skarang ini akibatnya. kami terlalu memanjakanmu"
dan kala itu,aku menangis ayah,aku menangis dibalik pintu kamar ketika nenek sedang tidak di rumah. bukan kesendirian yang membuatku menangis, bukan pula ketakutan yang membuatku menangis. tapi kau tahu ayah?? aku takut, dengan kata" itu,, aku takut kau tak lagi memanjakanku sejak saat itu, aku takut tak bisa mengucapkan kata maaf kepadamu, aku sangat takut kehilangan perhatianmu ayah...
Maafkan aku ayah :'(
tak pernah sekalipun kau batasi gerak gerikku,, sebesar itukah kepercayaan kau letakkan ditanganku?
Aku menyakitimu ayah, aku menyakitimu..
Maafkan aku ayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar